Expektasi.com, Boltara – Desa Huntuk, Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Boltara), tak hanya dikenal sebagai salah satu desa tertua yang menjadi asal muasal Bintauna, tetapi juga kini menjelma sebagai contoh nyata demokrasi yang sehat dan merakyat.
Dengan jumlah penduduk yang terdiri dari beragam latar belakang keyakinan dan budaya, masyarakat Desa Huntuk mampu membuktikan bahwa perbedaan justru menjadi kekuatan untuk hidup berdampingan secara harmonis. Nilai saling menghargai dan menghormati tertanam kuat, sehingga membentuk iklim sosial yang kondusif bagi tumbuhnya kepemimpinan yang merakyat.
Salah satunya tercermin dalam sosok Kepala Desa (Sangadi) Huntuk, Oldy Kumolontang. Meski bukan warga asli Huntuk maupun Bintauna, serta menganut agama Kristen yang taat, Oldy tetap dipercaya dan diterima oleh masyarakat untuk memimpin desa. Kehadirannya dianggap sebagai bukti bahwa demokrasi di Huntuk bukan hanya soal asal-usul, melainkan tentang niat tulus dan pengabdian kepada rakyat.
Dalam kepemimpinannya, Oldy bertekad membawa Desa Huntuk menuju desa berkembang dengan tetap menjaga adat, budaya, dan nilai-nilai luhur warisan leluhur Bintauna. “Saya menyadari, menyatukan banyak perbedaan itu tidak mudah. Kepemimpinan saya jauh dari kata sempurna. Tapi saya bertekad memberikan bukti, bukan sekadar janji. Hanya masalah waktu, seluruh jiwa dan raga ini akan saya dedikasikan untuk pembangunan desa, baik dari sisi infrastruktur, pengelolaan sumber daya, maupun pelestarian adat budaya,” ungkapnya.
Dengan semangat persatuan dalam keberagaman, Desa Huntuk perlahan tumbuh menjadi cermin demokrasi yang sehat, di mana masyarakat dan pemimpin berjalan beriringan, serta menjadi teladan bagi desa-desa lain di Bolaang Mongondow Utara.